Usaha-usaha untuk memulai suatu pemahaman sistematik tentang kepribadian dan tingkah laku manusia tidak berawal dari psikologi Barat kontemporer. Psikologi formal kita yang berusia kira-kira 100 tahun, hanya merupakan versi baru dari suatu usaha yang mungkin seusia dengan sejarah manusia.
Psikologi dari sejumlah kebudayaan dan zaman tetap berupa kumpulan-kumpulan lepas kebijaksanaan rakyat bercampur dengan mitos-mitos khayalan, orang-orang lain berhasil mengemabngkan teori psikologi kepribadian yang canggih dan kokoh ditopang oleh observasi-observasi empiris seperti teori kepribadian yang kita miliki.
Salah satu sumber yang sangat kaya dari psikologi-psikologi yang dirumuskan denhan baik itu adalah agama-agama Timur. Agak berbeda dengan ide-ide yang aneh dalm kosmologi dandogma kepercayaan-kepercayaan, kebanyakan agama besar Asia berintikan psikolgi yang kurang diketahui oleh massa penganut kepercayaan tersebut tetapu sangat dikenal oleh para professional masing-masing, entah para yogi, rahib, atau pendeta. Inilah psikologi praktus yang dipraktikan oleh para praktisi yang paling setia untuk melatih budi dan hati mereka.
Psikologi kepribadian merupakan hubungan antarfaktor yang terdiri dari berbagai sifat yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian akan mempengaruhi pola perilaku individu yang bersangkutan dalam menghadapi masalah-masalah dalam lingkungan hidupnya. Secara prinsip, ada lima faktor sifat utama yang menopang kepribadian seseorang, yaitu :
- (a) sifat-sifat yang cenderung menimbulkan gangguan psikis (neuroticism),
- (b) hasrat untuk menajlin hubungan dengan dunia luar (extraversion),
- (c) keterbukaan terhadap pengalaman baru (openes to experience),
- (d) kesadaran diri sendiri (conscientiousness),
- (e) sifat yang selalu optimis (agree ableness).
Dan masing-masing faktor sifat utama tersebut masih dibagi-bagi lagi menjadi enam submit sifat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam keterangan dibawah ini :
- Neurotis
Psikologi kepribadian orang yang memiliki karakteristik neurotic tinggi cenderung mudah merasa panic (nerveous), takut, tersinggung, iri, benci, mudah marah, dan peka terhadap kritik.Mereka mungkin sedih, putus asa, menyendiri dan merasa kesepian, merasa bersalah atau berdosa, dan kurang berharga. - Extraversi
Ciri-ciri orang yang bersifat ekstraover ditandai dengan karakteristik, seperti penuh kehangatan (warmth), rasa ingin tahu (gregariusness), mampu mengungkapkan yang dirasakan dengan baik (assertiveness), penuh aktovitas, suka menunjukkan sikap yang menyenangkan (excitement seeking) dan cenderung memiliki emosi-emosi positif (positive emotions). Karena itu, orang yang ekstraover ialah mereka yang suak bergauk menjalin hubungan dan penuh perhatian dengan orang lain. Mereka terlihat sibuk dan aktif. Mereka tetap menunjukkan sikap yang menyenangkan dan menikmati kehidupan dengan baik - Terbuka terhadap pengalaman (Opennes to experiences)
mereka suka mencoba hal-hal yang baru dan menemukan ide-ide baru. Mereka mempunyai rasa dan daya imajinasi yang kuat untuk mengaktualisasikan diri dan mengembangkan kapasitas intelektual, daya kreasi, dan bakat-bakat agar maksimal. - Kesadaran
Orang yang penuh kesadaran ialah mereka yang ditandai dengan kompetensi untuk melakukan suatu tugas dengan penuh kedisiplinan dan rasa tanggung jawab. Mereka akan berorientasi pada masa depan. - Keramahan (agreeableness)
Orang yang ramah ialah mereka yang penuh rasa percaya dan menghargai orang lain, suka menunjukkan sikap menolong, mudah mempengat=ruhi hal-hal positif, ramah, jujur, tulus, dan rendah diri.